// <![CDATA[PERANCANGAN MICE MENGGUNAKAN PRINSIP DESAIN ARSITEKTUR POSTMODERN DENGAN SENTUHAN ORNAMEN BUDAYA SUNDA DI KOTA BANDUNG]]> 0430067401 - Erwin Yuniar Rahadian, Ir., MT. Dosen Pembimbing 2 0405098901 - Reza Phalevi Sihombing, S.T., M.T. Dosen Pembimbing 1 ROBI HIDAYAT / 212020008 Penulis
Banyak bangunan di Kota Bandung dan beberapa kota lain di Indonesia tidak mencerminkan identitas budaya lokal, melainkan menggunakan desain modern atau tren arsitektur universal. Hal ini mengurangi kekhasan kota dan pemahaman tentang warisan budaya sunda, serta menghadirkan tantangan dalam menjaga keberlanjutan dan memperkuat daya Tarik khususnya di dunia industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition). Pembangunan MICE dengan tema ekspresi ornamen budaya sebagai elemen estetika bertujuan untuk mengintegrasikan elemen budaya lokal dalam desain bangunan guna meningkatkan identitas budaya dan estetika lokal. Menggunakan prinsip arsitektur postmodern neo-vernakular yaitu menghidupkan Kembali suasana atau elemen tradisional dengan membuat bentuk dan ornament lokal. Pendekatan ini diharapkan dapat menambah nilai daya tarik wisata dan bisnis, serta mendukung keberlanjutan dan pelestarian warisan budaya. Merancang bangunan MICE yang multifungsi, memadai, aman, nyaman, serta mengakomodasi kebutuhan keberlanjutan, menjadi langkah krusial. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya industri MICE, menyediakan fasilitas yang memadai, dan memperkuat citra budaya lokal dalam menghadapi tantangan globalisasi. Dengan demikian, industri MICE di Indonesia dapat berkembang lebih pesat dan berkelanjutan.