// <![CDATA[ANALISIS LOKASI POTENSI TANAH LONGSOR DI KABUPATEN BOGOR MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)]]> 0411127504 - Dr.rer.nat. Dian Noor Handiani, S.Si., M.T. Dosen Pembimbing 1 Safira Zukhruf Firdaus / 232022027 Penulis
Provinsi Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bogor, menghadapi bencana tanah longsor yang signifikan selama 7 tahun terakhir di berbagai lokasi. Untuk menentukan lokasi yang terjadinya tanah longsor perlunya dianalisis. Dalam melakukan penentuan lokasi tanah longsor membutuhkan data parameter curah hujan, kemiringan lereng, jenis tanah, jenis batuan, penggunaan lahan, dan data kejadian tanah longsor tahun 2019. Metode yang digunakan yaitu metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan skoring menggunakan Sistem Informasi Geografis. Dengan menggunakan teknik overlay. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa 35,49% lokasi Kabupaten Bogor memiliki potensi tanah longsor rendah. Kabupaten Bogor yang memiliki potensi tanah longsor tinggi di dominasi di lokasi bagian Selatan. Hasil pembobotan parameter penentu kejadian tanah longsor yaitu curah hujan sebesar 0,524, kemiringan lereng sebesar 0,191, jenis tanah sebesar 0,134, jenis batuan sebesar 0,100, dan penggunaan lahan sebesar 0,051. Sebaran potensi tanah longsor di Kabupaten Bogor didominasi dengan klasifikasi rendah seluas 105.320,30 ha dengan persentase 35,49%. Sedangkan, yang terendah yaitu klasifikasi sangat tinggi dengan sebaran seluas 2.452,97 ha dengan persentase 0,83%. Hasil dari perbandingan tanah longsor frekuensi kejadian dengan klasifikasi potensi kejadian tanah longsor yang sesuai terdapat di 22 kecamatan (55%). Sementara itu, terdapat 18 kecamatan (45%) yang tidak sesuai dengan klasifikasi tersebut.