Detail Cantuman

Kerusakan jalan di Indonesia menyebabkan kerugian ekonomi dan masalah keselamatan yang dimana diperlukannya metode pemeliharaan yang efektif dalam menangani kerusakan jalan, salah satunya melalui Indeks Kondisi Perkerasan (IKP). Indeks Kondisi Perkerasan (IKP) merupakan indikator kondisi suatu perkerasan jalan yang mempunyai rentang nilai mulai dari 0 sampai dengan 100, yang dimana nilai 0 menyatakan kondisi perkerasan paling jelek yang mungkin terjadi, dan nilai 100 menyatakan kondisi terbaik yang mungkin dicapai. Penelitian ini memiliki tujuan dalam membandingkan akurasi dan efisiensi metode pengamatan konvensional dengan aplikasi Survei Kondisi Perkerasan Jalan (SKPJ), penilaian yang dilakukan berfokus pada nilai IKP dari segi jumlah kerusakan, tingkat kerusakan, dan dimensi kerusakan. Data dari jalan Ibrahim Ajie STA 2+610 - STA 4+060, Kota Bandung. Analisis penilaian IKP yang sudah diperoleh dari kedua metode yaitu, rata-rata nilai IKP yang diperoleh dalam metode SKPJ yaitu 70 untuk nilai IKP dengan arti kondisi “Baik” atau “Satisfactory” dan untuk penanganan yang dibutuhkan pemeliharaan berkala pada kondisi nilai IKP tersebut, sedangkan untuk metode Pengamatan Konvensional penilaian IKP rata – rata yang di dapat 68 dengan arti kondisi “Sedang” atau “fair”, dan penanganan yang dibutuhkan pada nilai IKP terkait yaitu peningkatan struktural. Pada penelitian ini dapat disimpulkan penangan perkerasan jalan pada jalan Ibrahim Ajie STA 2+610 – STA 4+060 pemeliharaan yang berkala serta peningkatan struktural di beberapa titik di ruas jalan terkait, lalu kesimpulan yang didapat pada analisis IKP SKPJ selain penggunaan yang cepat dan mudah dalam penggunaan, hasil yang diperoleh tidak berbanding jauh dengan metode Konvensional.
Kata Kunci: Kerusakan Jalan, IKP, Konvensional, SKPJ, Pemeliharaan Jalan.