// <![CDATA[IDENTIFIKASI RIP CURRENT BERDASARKAN DATA CITRA GOOGLE EARTH DI PANTAI GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA]]> 0411127504 - Dr.rer.nat. Dian Noor Handiani, S.Si., M.T. Dosen Pembimbing 1 DANISTI HAJAR AULIA / 232021065 Penulis
Rip current adalah arus balik dari pesisir menuju laut lepas yang berpotensi membahayakan aktivitas pesisir. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi rip current di Pantai Gunungkidul, Yogyakarta, menggunakan citra Google Earth tahun 2007, 2013, 2017, 2019, dan 2023. Analisis dilakukan secara visual melalui pola aliran laut dan perbedaan warna gelombang pecah, serta dihubungkan dengan data kecelakaan laut periode 2018–2024 dan kondisi morfologi berdasarkan data Batimetri Nasional (BatNas). Hasil penelitian menunjukkan rip current dominan terdeteksi di lokasi penelitian. Pantai Drini, Watu Bolong, Krakal, dan Ngandong teridentifikasi pada semua data citra, sedangkan Pantai Watupayung dan Jogan Ondo tiga kali, Pantai Betueng, Sarangan, dan Sadranan dua kali, Pantai Ngrumput dan Awar Awar satu kali, serta Pantai Slili tidak teridentifikasi rip current. Kejadian laka laut terbanyak terjadi di Pantai Drini, Ngandong, dan Krakal. Sedangkan Pantai dengan kejadian laka laut nihil adalah Pantai Watu Bolong, Watupayung, Awar Awar, Jogan Ondo, dan Betueng, akan tetapi di area-area tersebut teridentifikasi kejadian rip current. Morfologi pantai dengan punggungan dan lembah bawah laut turut memengaruhi pembentukan rip current, meskipun resolusi BatNas yang rendah membatasi analisis detail. Temuan ini menegaskan pentingnya data citra satelit dan morfologi untuk mitigasi risiko rip current. Rip currents are back currents from the coast to the open sea that can be dangerous for coastal activities. This study aims to identify rip currents on Gunungkidul Beach, Yogyakarta, using Google Earth images from 2007, 2013, 2017, 2019, and 2023. The analysis was conducted visually through patterns of ocean currents and differences in the color of breaking waves, and was linked to marine accident data from 2018 to 2024 and morphological conditions based on National Bathymetry (BatNas) data. The study results indicate that dominant rip currents were detected at the study site. Drini Beach, Watu Bolong Beach, Krakal Beach, and Ngandong Beach were identified in all image data, while Watupayung Beach and Jogan Ondo Beach were identified three times, Betueng Beach, Sarangan Beach, and Sadranan Beach twice, Ngrumput Beach and Awar Awar Beach once, and Slili Beach was not identified with rip currents. The highest number of marine accidents occurred at Drini Beach, Ngandong, and Krakal. Meanwhile, beaches with no marine accidents were Watu Bolong Beach, Watupayung, Awar Awar, Jogan Ondo, and Betueng; however, rip current events were identified in these areas. Coastal morphology with underwater ridges and valleys also influences rip current formation, although the low resolution of BatNas limits detailed analysis. These findings emphasize the importance of satellite imagery and morphological data for rip current risk mitigation.