Detail Cantuman

Masyarakat Jakarta memiliki gaya hidup untuk menghabiskan waktu atau mencari hiburan dengan pergi ke mall maupun pusat perbelanjaan lainnya. Padahal tempat mencari hiburan tidak hanya sebatas kedua tempat itu saja, masih banyak tempat hiburan lain salah satunya yaitu museum. Namun, museum dianggap sebagai tempat yang membosankan dan tidak cocok dijadikan tempat hiburan. Padahal di Negara lain museum merupakan salah satu tujuan wisata yang diminati. Menurut badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta pengunjung museum menurun pada tahun 2016 sekitar 10,92%. Serta pada daerah Jakarta Utara merupakan daerah dengan museum paling sedikit diantara daerah Jakarta lainnya yakni hanya memiliki 3 buah museum diantaranya museum Arkeologi dan sejarah, museum khusus, museum kebun binatang dan akuaria. Pemilihan museum flora dipilih karena pada kawasan Jakarta Utara belum memiliki museum flora dan dengan harapan adanya museum flora ini, dapat menambah pengetahuan wisata pada kawasan Jakarta Utara. Museum flora yang diusung merupakan Museum Terrarium Jakarta, tujuan pembangunan museum terrarium ini agar menghindari tanaman dari polusi udara yang ada di Jakarta seperti yang diketahui bahwa Jakarta merupakan Kota dengan jumlah kendaraan fantastik. Tema yang diusung adalah penerapan adaptive building skin pada fasade museum. Museum terrarium ini merupakan bangunan yang terdapat tanam-tanaman yang memerlukan cahaya matahari sebagai salah satu faktor dalam tumbuh kembang tanaman. Oleh karena itu cahaya yang masuk akan dikondisikan dengan bukaan pada bangunan agar tidak merubah suhu ruangan yang akan merusak tumbuh kembang tanaman.
Kata Kunci : Museum, terrarium, pusat hiburan, adaptive building skin