Detail Cantuman

Perkembangan teknologi transportasi telah berkembang sedeMikian jauh. Perkembangan ini menimbulkan efek negatif pula terutama terhadap lingkungan, contohnya adalah gangguan kebisingan yang dihasilkan. Penelitian ini bermaksud mengukur kebisingan di lokomotif dan hubungannya dengan kesehatan pendengaran pekerja yang terpapar langsung olah kebisingan tersebut. Dari hasil pengukuran, dengan jumlah saropel 26 lokomotif, didapat tingkat kebisingan mempunyai rentang antara 85.7 dBA hingga 89.9 dBA. Dibandingkan dengan Baku Mutu Kebisingan yang dikeluarkan oleh Balai Hiperkes, 97 dBA untuk pemaparan selama 3 jam, bisa dikatakan bahwa tingkat kebisingan di dalam lokomotif, dalam hal ini Argo Gede, belum melewati ambang batas yang ditetapkan. Tingkat kebisingan tiap-tiap frekuensi juga dibawah nilai yang diperbolehkan, yaitu masih dibawah angka 85 dB. Dan persentase kebisingan akurnulasi dari kebisingan tiap waktu pengukuran masih dibawah angka 100% yaitu dengan angka tertinggi adalah 41.67%. Dari hasil kuesioner didapat bahwa persentase yang merasakan kebisingan adalah cukup tinggi (70%) tetapi hanya 27% yang merasa terganggu oleh kebisingan terhadap komunikasi radio. Untuk frekuensi 4 kHz, dari jumlah sampel sebanyak 30 orang, persentase ambang dengar yang mengalami penurunan hingga dibawah standar adalah 50% untuk telinga kanan dan 53% untuk telinga kiri.